Menilik sejarah silam, tepatnya tanggal 28 Oktober 1928, para pemuda berkumpul dalam satu visi dan cita-cita bersama yaitu: Bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia, Berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, Menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Hari ini, 28 Oktober 2019, akankah pemuda memiliki semangat tinggi seperti para pemuda saat itu, ataukah tenggelam tak bervisi dan tak bercita-cita.
Berpulang kepada diri kita masing-masing, masihkah kita memilih tertidur pulas dan bermalas, atau bangun kemudian berlari menjadi pemuda tangguh berazam baja.
Hendaknya, repleksi sumpah pemuda tidak sekedar euporia belaka, tanpa mengambil pelajaran bermakna disebaliknya.
Pemuda sedari dulu sudah dielu-elukan sebagai tonggak perjuangan dan perubahan. Bersama para Nabi ada barisan para pemuda yang mulia, sejarah para pemuda juga terukir indah dalam kalam-Nya yang mulia, perjuangan kemerdekaan Indonesia pun juga tidak lepas dari peluh dan darah para pemuda.
Kita para pemuda adalah barisan terdepan perubahan peradaban bangsa, jangan mau dilemahkan, jangan mau dikalahkan. Sekali melangkah, berpantang mundur selangkah.
Salam sumpah pemuda.
Oleh: al-Faqir ila Rabbih: Cikgu Atan Afrizal
No comments:
Post a Comment